“Masyaallah, ini orang kok bisa jatuh dari pohon tomat ?”
“Masyaallah,
anda kenapa….kok sampai pingsan ?”
dan beberapa kalimat lainnya
dimana kata Masyaallah di ucapkan ketika ada sesuatu hal buruk yang
terjadi. Begitulah kebiasaan kita orang Indonesia ketika menyerap bahasa
serapan, kadang penggunaanya sering disalah gunakan. Saya bukan orang
yang tau bahasa Arab, hanya karena kebetulan tahu dan punya sedikit
penjelasan. Maka tak ada salahnya di bagi.
Makna Masya Allah
Masya
Allah (ما شاء الله) adalah frase yang diungkapkan seorang Muslim untuk
menunjukkan kekaguman terhadap seseorang atau kejadian. Dalam hal ini,
digunakan sebagai ekspresi penghargaan, sementara dalam waktu yang sama
juga sebagai pengingat bahwa semua pencapaian bisa terjadi karena
kehendak-Nya. Terjemahannya kurang lebih adalah “Allah telah berkehendak
akan hal itu”, dengan kata telah yang menekankan tentang ajaran Islam
yang mengharuskan kita percaya kepada setiap ketentuan dari Allah.
Digunakan sebagai ungkapan kegembiraan disertai doa.
Maa Syaa
Allah yang bisa juga dimaknai Apa-apa yang dikehendaki Allah, dapat
disambung dengan kata lain menjadi: Maa Syaa Allahu fa’al = Apa2 yang
dikehendaki Alloh pasti terjadi. Biasanya kalimat ini diucapkan ketika
ada sesuatu yang terjadi di luar kehendak kita, sehingga diharapkan kita
tidak berburuk sangka kepada Alloh, tidak menyalahkan takdir Allah.
Contoh
penggunaan Maa Syaa Allah…
“Dan mengapa kamu tidak
mengatakan waktu kamu memasuki kebunmu “MAASYAA ALLAH, LAA QUWWATA ILLAA
BILLAH (sungguh atas kehendak Allah semua ini terwujud, tiada kekuatan
kecuali dengan pertolongan Allah). Sekiranya kamu anggap aku lebih
sedikit darimu dalam hal harta dan keturunan.”
(QS. al-Kahfi 18:39)
Dalam
ayat itu ungkapan tersebut untuk menunjukkan kekaguman terhadap kebun
yang bernilai.
Hmm…..dari sini mudah-mudahan kita gak lagi salah
kaprah dan senantiasa mengucapkan kalimat Masyaallah pada tempat yang
semesetinya……
Nasehat si Kakek
[Cucu] : Abah, boleh nanya
lagi ya sama abah, apa yang selama ini biasa diucapkan, tapi kok
maknanya aneh….
[Kakek] : Silakan cucuku…
[Cucu] : Begini abah, kenapa
kalau kita menemukan hal yang tak terduga, atau diluar keinginan kita,
secara reflek biasanya orang berucap kalimat: “Maasyaa Allaah…?” Memang
Nabi mengajarkan kalimat itu kan? tapi maksudnya untuk apa?
[Kakek]
: Baiklah, abah coba jelaskan, arti harfiahnya adalah “apa-apa yang Allah
kehendaki….” Tentu makna luasnya tidak berhenti disana karena kalimat
itu tampak belum tuntas, bukan kalimat sempurna… seolah ada tambahannya…
Yang
abah mengerti, bisa saja tambahannya…..Apa-apa yang Allah kehendaki…
terjadilah… Apa-apa yang Allah kehendaki, terwujudlah… itulah kehendak
Allah yang bisa jadi tidak bersambung langsung dengan kehendak manusia…
Kalimat
masya Allah bisa jadi sebuah pengingat kita sebagai hamba-Nya yang
sering merasa kecewa, marah dengan apa yang telah terjadi ketika
kejadian itu diluar keinginan dan kehendak kita…
Kita sering
marah, sering sulit menerima sebuah keadaan… yang tidak seiring dengan
keinginan.. maka Allah mengingatkannya.. itulah kehendak-Nya… walaupun
tampak diluar keinginan, maka yakinilah sesungguhnya kehendak Allah jauh
lebih sempurna..
Rencana Allah dibalik kejadian itu pastilah
sebuah rencana terbaik yang telah Allah izinkan terjadi, dan pasti
memberi sebuah pelajaran dan makna dalam dibalik itu….
Kalau
Allah sudah izinkan terjadi, seharusnya kita membangun bersama sebuah
kesadaran dan keyakinan bahwa pasti itu terbaik yang Dia hadirkan. Jika
kita sudah berhasil membangun kesadaran dan keyakinan bahwa itu adalah
sesuatu yang terbaik.. maka menjadi tugas kita untuk terus menggali apa
nilai kebaikan yang telah Allah hadirkan pada peristiwa diluar dugaan
kita itu…
Dengan ucapan itu. Allah mengingatkan kita untuk segera
melihat kepada-Nya… bukan kepada kejadian itu atau bukan kepada manusia
lain yang menjadi sebab hadirnya perisitiwa itu…
Itulah makna
ucapan masya Allah cucuku… semoga Allah senantiasa memberkati kita…
Amin..
Semoga bermanfaat... Salam.. ^_^
sumber :
http://tajung.blogspot.com/2010/05/meluruskan-makna-masya-alloh.html