Minggu, 18 September 2011

Wanita Muslimah Pertama yang Mati Syahid - Inspire me..



Mungkin tak banyak orang yang mengetahui sosok Muslimah yang satu ini, Sumayyah binti Khabath ra. Dialah syahidah pertama umat Islam yang menumpahkan darahnya demi mempertahankan keimanannya. Bersama suami dan puteranya, ia menjadi teladan yang istimewa. Dan mengilhami saya untuk senantiasa teguh dalam setiap langkah Perjuangan ini. InsyaAllah.. Bismillah...

Sumayyah Binti Khabath ra.

Kita akan menelusuri sebuah kisah tentang kekuatan sabar dalam menghadapi ujian hidup.Kisah yang selalu terulang-ulang setiap hari, yakni kisah pertentangan antara iman dan kekafiran.Kita akan menjumpai seorang tokoh wanita pertama yang mdeninggal sebagai syuhada dalam sejarah Islam. Dia adalah wanita suci yang telah menorehkan catatan keabadian dalam lembaran sejarah dan Islam telah menempatkannya pada kedudukan yang sangat tinggi.
Dia adalah Sumayyah binti Khabath ra. yang mendapat kabar gembira dari Rasulullah saw. akan masuk surga. Sungguh, itu merupakan kabar gembira yang membuat segala bentuk penderitaan dan siksaan terasa manis dan menggugah iman.
Mari kita telusuri kisah kesabaran wanita agung itu, sehingga dapat menghibur kta di zaman keterasingan kedua yang tengah kita rasakan saat ini.Kisah ini diawali denga
n kedatangan Yasir, ayah 'Ammar, dari Yaman bersama dua saudaranya, Al-Harits dan Malik, ke kota Makkah untuk mencari saudara mereka yang menghilang dalam beberapa tahun terakhir.Sejak saat itu, mereka terus mencari ke berbagai pelosok negeri hingga sampai di kota Makkah.Tapi, di kota ini pun mereka tidak menemukannya.Karena itu, Al-Harits dan Malik memutuskan pulang ke Yaman, sedangkan Yasir tetap tinggal di Makkah,karena merasakan suasana bahagia dan gairah yang aneh, sehingga dia memilih tetap tinggal di Makkah.Yasir tidak tahu bahwa denngan keputusannya itu, dia telah masuk gerbang sejarah baru yang terang benderang.
Ada tradisi yang berlaku di masyarakat Arab, apabila orang asing ingin tinggal di suatu negeri, maka ia harus mengikat perjanjian dengan salah seorang tokoh terkenal di kota tersebut untuk melindungi dirinya dan segala bentuk gangguan masyarakat dan dapat hidup dengan tenang dan nyaman di kota tersebut.
Yasir mengikat perjanjian dengan Abu Hudzaifah bin Al-Mughiroh Al-Makhzumi. Tokoh terkemuka Makkah ini sangat menyukai Yasir karena sifat-sifatnya yang baik dan tindak tanduknya yang menyenangkan, serta latar belakang keluarganya yang terhormat. Abu Hudzaifah ingin memperkuat hubungannya dengan Yasir, sehingga dia menikahkan seorang budak perempuannya yang bernama Sumayyah binti Khabath.
Wanita inilah tokoh kita yang akan saya cereitakan. Saat itu, dia sama sekali bukan orang terkenal di Makkah karena kegiatan-kegiatan yang digelutinya tidak lebih dari melayani tuannya, Abu Hudzaifah bin Al-Mughiroh. Dia tidak pernah tahu bahwa pada suatu saat nanti, seluruh jagat raya akan menyebut namanya dengan penuh hormat dan bangga. Dia juga tidak tahu jika dirinya akan menjadi wanita pertama yang mati syahid dalam sejarah Islam dan akan menjadi penghuni surga melalui kabar gembira dari lisan manusia jujur yang tidak pernah berbicara denngan hawa nafsu.
Dari pernikahannya dengan Sumayyah binti Khabath, Yasir dikarunia seorang putra yang penuh berkah bernama 'Ammar bin Yasir. Semoga Allah meridhai buah hati dan penyejuk mata mereka. Kebahagiaan mereka semakin sempurna, ketika Abu Hudzaifah memutuskan untuk memerdekakan 'Ammar dari statusnya sebagai budak. Tidak lama kemudian, Abu Hudzaifah meninggal dunia.

Siar Islam Merambah Bumi Jazirah Arab
Setelah berabad-abad manusia diselimuti kegelapan syirik dan jahiliah, Islam muncul sedikit demi sedikit dan menyinari tanah Jazirah Arab untuk mengeluarkan manusia dari gulita jahilyah menuju cahaya tauhid dan iman. Dan, untuk membawa manusia dari penderitaan dunia menuju kebahagian dunia dan akhirat..., menuju nikmat dunia yang akan membuahkan surga akhirat.
Mereka sedang menyongsong kehidupan baru. Bahkan, boleh dikatakan menyongsong kelahiran baru. Pada saat itulah, 'Ammar ra. mendengar keberadaan risalah Muhammad saw., maka ia segera membuka hatinya untuk menerima seruan iman. 'Ammar bergegas ke rumah Al-Arqom dengan langkah-langkah ringan dan cepat seakan-akan sedang mengejar detak jarum jam. Setibanya di rumah Al-Arqom dan melihat Nabi saw., serta mendengarkan wahyu yang disampaikan olehnya, maka hatinya seperti melayang-layang di angkasa karena merasakan kebahagian yang luar biasa.
Memang, agama ini merupakan pelampung keselamatan bagi seluruh umat manusia. Itulah yang menyebabkan 'Ammar langsung megulurkan tangannya kepada Nabi saw. seraya berkata dengan sepenuh hati, "Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang pantas disembah kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan Allah.

Meraih Syurga Di Dunia Dan Syurga Di Akhirat
'Ammar pulang ke rumahnya dengan langkah yanng cepat untuk merangkul tangan kedua orang tuanya dan membawa mereka menuju surga dunia yang akan membuahkan kenikmatan abadi di kehidupan akhirat.
Setibanya di rumah, 'Ammar ra. megucapkan salam kepada orang tuanya dan membacakan ayat-ayat Al-Quran. Tidak perlu menunggu lama, hati-hati yang bersih dan suci itu langsung terbuka dan sangat senang mendengar firman Allah swt. Yasir dan Sumayyah merasakan keberadaan cahaya yang menyinari seluruh penjuru jagat raya, sehingga saat itu juga keduanya mengucapkan bersama-sama, "Aku bersaksi tidak ada Tuhan yang pantas disembah kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan Allah."

Keluarga mulia dan penuh berkah itu mulai mengayunkan langkah perjalanannya demi menggapai surga Allah yang Maha Pengasih. Meskipun jalan yang harus ditempuh sangat berat, penuh rintangan yang panjang, tapi hasil yang akan diraih sangat terpuji dan tidak ternilai harganya. Cukuplah bagi seorang mukmin untuk meletakkan kedua kakinya di awal perjalanan, lalu memohon pertolongan kepada Allah swt, sampai tiba masanya untuk memetik buah iman di kehidupan dunia dan akhirat.


Sabar dan Tabah
Tidak lama kemudian, berita keislaman keluarga Yasir tersebar dan sampai di telinga Bani Makhzum. Mereka marah besar dengan kejadian itu sehingga langsung mendatangi keluarga Yasir dan menyiksa mereka sekeras-kerasnya.
Ketika matahari memuncak, mereka menyeret keluarga Yasir ke tengah lapang yang panas dan menyuruh mereka memakai baju besi. Mereka tidak diberi minum dan tetap dibiarkan terpanggang oleh sinar matahari. Mereka menerima penyiksaan yang bermacam-macam dari Bani Makhzum. Ketika benar-benar telah kepayahan, mereka dibawa pulang ke rumah, kemudian disiksa kembali pada hari berikutnya.
Kondisi ini dialami oleh setiap orang yang menyatakan keislamannya secara terbuka, tapi beratnya siksaan yang mereka terima berbeda-beda.
Mereka hanya bisa bersabar dan menyerahkan segalanya kepada Allah swt., karena mereka yakin bahwa surga Allah sangat mahal harganya. Mereka harus mengorbankan jiwa dan segala yang dimilikinya untuk dapat hidup di taman-taman surga dan meraih keridhoan Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.
Wanita Pertama Yang Menyatakan Keislamannya Secara Terbuka
Sumayyah ra. adalah orang pertama yang menyatakan keislamannya secara terbuka dan menerima penyiksaan dengan tabah demi tetap bertahan di jalah Allah 'Azza wa Jalla. Dia berada di garis depan wanita -wanita mukmin yang tulus dan segera menerima Islam, sehingga meraih kehormatan sebagai orang-orang yang pertama masuk Islam dan mendapat kabar gembira yang sangat mulia, yakni masuk surga.
Ibnu Abdul Barr rahimahullah mengunjungi Sumayyah dan memuji kesabaran dan ketegarannya. Ia mengatakan, "Sumayyah termasuk golongan para sahabat yang mengalami penyiksaan di jalan Allah dan sabar terhadap penderitaan yang menimpanya. Dia termasuk wanita yang berbai'at, baik dan mulia. Semoga Allah mengasihinya."
Abdullah menuturkan, "Ada tujuh orang yang pertama-tama menyatakan keislamnnya secara terbuka, Rasulullah saw., Abu Bakar, 'Ammar, Ibu 'Ammar (Sumayyah), Shuhaib, Bilal dan Miqdad. dilindungi oleh Allah swt. melalui pamannya, dan Abu Bakar dilindungi oleh Allah swt. melalui kaumnya, sedangkan lima orang lainnya disiksa oleh orang-orang musyrik.Orang-orang musyrik memaksa mereka memakai baju besi lalu membiarkan tubuh mereka terpanggang oleh sinar matahari. Mereka semua tidak berdaya sehingga mengikuti apa yang diinginkan oleh orang-orang musyrik itu, kecuali Bilal. Dia merasa siksaan itu masih terlalu ringan, selama menjalaninya karena Allah. Dia tidak menghiraukan siksaan yang dilakukan oleh kaumnya, sehingga mereka menyerahkan Bilal keapada anak-anak yang menyeret di sepanjang jalan kota Makkah. Sementara Bilal terus mengucapkan, "Ahad...Ahad...(Allah Maha Esa).

Kabar Gembira akan Meraih Syurga
Orang-orang musyrik terus menyiksa Sumayyah, suaminya (Yasir) dan putranya 'Ammar. Semoga Allah meridhoi mereka bertiga. Tapi, mereka tetap menerimanya dengan tabah dan tegar karena yakin bahwa siksaan itu diterima karena mereka bertahan di jalan Allah.
Pada suatu hari, Rasulullah saw. lewat dan melihat mereka sedang disiksa. Beliau bersabda, "Berbahagialah, wahai keluarga 'Ammar, karena sesunggunya kalian telah dijanjikan masuk surga." Allahu Akbar! Semilir angin surga telah menerpa hari mereka hingga menyejukkan bara penyiksaan yang sedang mereka rasakan.
Saat itulah, mereka merasa lebih tenang dan nyaman ketimbang rasa payah karna siksaan yang mereka terima. Mereka menikmati penyiksaan karena bertahan di jalan Allah swt. dan terus merindukan kenikmatan surga sepanjanng siang dan semalam.

Wanita Muslimah Pertama yang Mati Syahid
sebelah mata pendapatmu, dan menjatuhkan kehormatanmu." Jika yang masuk Islam tersebutkan, Abu Jahal adalah orang yang berperan besar dalam menggalang orang Quraisy untuk menyiksa kaum muslimin yang lemah itu. Jika dia mendengar seseorang yang cukup terpandang dan kuat telah masuk Islam maka dia akan mengecam dan menghinanya. Dia berkata, "Engkau telah meninggalkan agama orang tuamu sendiri padahal itu lebih baik darimu. Kami akan menghinamu, memandangbut seorang pedagang, maka Abu Jahal berkata padanya. "Demi Allah, kami akan mempersempit peluang dagangmu dan menghancurkan kekayaanmu." Sedangkan jika yang masuk Islam adalah orang yang lemah, maka dia langsung memukulinya dan menggalang orang-orang Quraisy untuk memusuhimu. Semoga Allah melaknat dan merendahkannya.
Sahabat wanita agung, Sumayyah ra., tetap tegar dalam menerima siksaan yang tidak pernah berhenti menderanya. Ia sabar terhadap intimidasi yang dilakukan oleh Abu Jahal layaknya seorang pejuang yang gagah berarni dan menolak mengubah keyakinan barunya. Tekad Sumayyah tidak pernah surut dan iman yang telah mengankatnya kepada derajat wanita-wanita agung dan sabar tidak pernah melemah.
Penderitaan mulai berubah menjadi anugrah Allah, setelah Rasulullah saw. menyampaikan kabar gembira Sumayyah dan keluarganya akan meraih kenikmatan surga. Saat itulah, Ummu 'Ammar, Sumayyah ra., berdiri tegak untuk menorehkan catatan paling bersejarah dengan darahnya, yani menjadi orang pertama yang meraih syahaadah (mati syahid) dalam sejarah Islam. Peristiwa itu terjadi ketika Abu Jahal semoga Allah membalas kejahatannya dengan balasan yang setimpal menyiksanya lalu menghujamkan tombak pendek pada tempat kehormatannya hingga meregang nyawa.
Mujahid menyatakan, "Wanita pertama yang gugur sebagai syahid pada fase awal perkembangan Islam adalah Ummu 'Ammar, Sumayyah. Abu Jahal menusuk qubul (kemaluannya) dengan tombak pendek.
Peristiwa pembunuhan Sumayyah ini terjadi pada tahun 7 Hijriah. Andaikata wanita-wanita muslimah saat ini menjadikan perjalanan hidup sahabat wanita yang agung ini sebagai contoh teladan yang diikutinya dalam hal pengorbanan, kesabaran dan ketabahan.
Semoga Allah Ta'ala meridhoi Sumayyah, Ummu 'Ammar, dan mengasihi wanita pertama yang gugur sabagai syahid dalam sejarah Islam ini, sekaligus ibu orang pertama yang membangun masjid ('Ammar ra.). Semoga kesejahteraan dilimpahkan kepada kalian, wahai keluarga Yasir yang tegar. Hanya kepada Allah kita memohon agar membalas kesabaran dan perjuangan mereka dengan surga yang luasnya seperti langit dan bumi yang disiapkan bagi orang-orang yang bertakwa. Dan hal itu tidaklah sulit bagi Allah swt.
Semoga Allah meridhoi Sumayyah ra. dan menjadikannya ridho, serta menjadikan surga Firdaus sebagai tempat persinggahan terakhirnya. 

(Kutipan: 35 Sirah Shohabiyah_Karangan Mahmud Al-Mishri_Terbitan Al-I'tishom)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

_salam sukses sahabat... ^_^