Saudariku,…
Demi
Dzat yang jiwaku berada di genggaman tangan-Nya, Sungguh..!!! janganlah
kau lipat risalah ini dan jangan pula langsung kau simpan, terlebih lagi
kau buang, sebelum kau baca dengan perlahan-lahan dan kau resapi
kandungannya… sungguh demi Allah wahai saudariku, tiada maksud dan tiada
keinginan dariku kecuali kebaikan bagimu dan engkau diridhai Allah
SubhanaHu wa Ta’ala.
Saudariku,
semoga Allah SubhanaHu wa Ta’ala mengasihimu… Sungguh Allah SubhanaHu
wa Ta’ala telah memuliakan dirimu dengan segala bentuk kenikmatan yang
dianugerahkan-Nya kepadamu. Tidakkah tatkala kau mematut dirimu di depan
cermin sembari kau memandangi keindahan yang diberikan sang Khaliq
kepadamu, kau melihat suatu kesempurnaan yang tiada duanya. Allah
Tabaroka wa Ta’ala menganugerahkan kepadamu penglihatan yang dengannya
kau dapat melihat, kau dapat membedakan keajaiban dari berjuta-juta
warna, dan dengannya pula kau dapat mencermati keindahan ciptaan Allah
yang tak terperikan.
Saudariku
Muslimah, demikian pula Allah Ta’ala telah menganugerahkan kepadamu
pendengaran, yang dengannya kau dapat mendengarkan suara-suara merdu
ketika lantunan Al-Qur’an dibacakan, ketika Adzan bergema, dengannya kau
dapat mendengarkan nasihat-nasihat yang menyejukkan jiwa dan dengannya
pula kau dapat meresapi keindahan kalam-kalam ilahi tatkala dilantunkan.
Demikian pula anugerah Allah lainnya seperti kedua kakimu, tanganmu,
mulutmu dan lain sebagainya yang sungguh sangat tak terhitung jumlahnya.
Sungguh mulia engkau
wahai saudariku, yang menjadikan anugerah yang diberikan Allah kepadanya
untuk mendekatkan diri kepada-Nya, seraya merasa kerendahan dan
kelemahan dirinya sebagai makhluk yang tak dapat melepaskan diri dari
perlindungan Rabbnya, sembari senantiasa berdzikir mengingat kepada
keagungan dan kebesaran Allah, Robbanaa Maa Kholaqta Haadza baathilan Subhaanaka… (Ya Rabb kami, tidaklah engkau menciptakan kesemua ini dengan sia-sia, maha suci Engkau…)
Akan tetapi wahai saudariku, semoga Allah menuntunmu ke jalan-Nya yang Haq.
Demi Allah, betapa sedih
diriku tatkala melihatmu melupakan nikmat Allah yang diberikan-Nya
kepadamu, kau dengan mudahnya lalai begitu saja dengan anugerah-Nya…
Seolah-olah apa yang kau miliki itu adalah dari dirimu sendiri. Tatkala
kau takjub dengan kecantikanmu, kau bangga dengan kehalusan dan
kemulusan tubuhmu, kau merasa betapa indah matamu, betapa bagusnya
bibirmu… Lantas kau pamerkan itu semua ke hadapan orang-orang yang tak
layak memandangnya, kau perlihatkan sehingga menjadi sakit orang-orang
yang lemah hatinya. Kau menjadi pusat fitnah di muka bumi ini. Aurat
yang seharusnya kau tutupi dan kau pelihara serta kau jaga itu, dengan
mudahnya kau buka dan kau perlihatkan ke hadapanorang-orang bukan
mahrammu. Bagian tubuh yang seharusnya hanya kau tujukan ‘tuk calon
suamimu, kau umbar begitu saja di hadapan mereka… sehingga menjadi
rusaklah para lelaki-lelaki Muslim, tergiur dengan keindahan dirimu yang
seharusnya kau pelihara… Lalu, Kau merdu-merdukan suaramu di hadapan
mereka, bahkan kau bermanja-manja dengan mereka, kau biarkan mereka
melototi dirimu seolah-olah bak hendak melahap dirimu, bahkan kau
biarkan dirimu disentuh dan dipegang-pegang oleh mereka –Naudzu biLlah-
Sungguh wahai saudariku!!! Sekali lagi sungguh!!! Tidakkah kau pernah
mendengar Nabimu yang mulia ‘alaihi Sholaatu wa Salaam pernah bersabda :
“Dua golongan dari Ahli Naar yang belum pernah kulihat sebelumnya”, salah satunya ialah “Wanita-wanita
yang berpakaian namun telanjang yang berjalan dengan berlenggak
lenggok, ia takkan masuk surga bahkan takkan mencium baunya.”. Nas’aluLlahus Salaamah wal’Aafiyah (Kita
memohon keselamatan dan perlindungan-Nya) !!! Wahai saudariku, maukah
engkau termasuk wanita yang disifatkan oleh RasuluLlah sebagaimana
hadits di atas? Maukah kau dikatakan sebagai wanita-wanita yang
berpakaian namun pada hakikatnya telanjang? Maukah kau dinyatakan
sebagai orang yang takkan masuk surga, bahkan mencium baunya pun tidak?
SubhanaLlah!!! Sekali-kali tidak!!! Kuyakin bahwa kau pasti tak
menghendakinya..
Maka kunasehatkan pada dirimu wahai saudariku yang kukasihi karena Allah,
Sesungguhnya dirimu ini
adalah bagian dari laki-laki, engkau adalah keturunan manusia yang
memiliki karakter dan keunikan yang luar biasa yang menjadikanmu sebagai
manusia yang indah, yang menghiasi dunia dan seisinya. RasuluLlah
terkasih pernah bersabda : ”Inna ad-Dunya mataa’un wa khoirul mataa’in mar’atun sholihah”
yang artinya, sesungguhnya dunia ini adalah perhiasan, dan sebaik-baik
perhiasan adalah wanita yang Sholihah.. Ya! Wanita Sholihah!!! Merekalah
sebaik-baik perhiasan, karena dari merekalah lahir generasi-generasi
yang luhur budi pekertinya, dari merekalah lahir generasi-generasi
terbaik, dan merekalah pondasi tegaknya suatu tatanan. Wanita adalah
Ibu, yang merupakan madrasah pertama generasi manusia. Wanita adalah
Istri yang dengannya menjadi tentram hati laki-laki. Dan dari wanitalah
Allah SubhanaHu wa Ta’ala melahirkan para nabi, para shiddiqin, para
syuhada’ dan para sholihin.
SubhanAllah,
Maha suci Allah!!! Karena begitu besarnya rasa cinta Allah kepada
dirimu, Allah Ta’ala memaktubkan namamu dalam salah satu surat pada
firman-Nya yang mulia, surat An-Nisaa’! Maka saudariku yang mulia, sudah
tak usah kau hiraukan dan kau dengarkan para pengoceh sesat dengan
jargon klasiknya yang mengangkat ‘kesetaraan gender’, karena yakinlah,
Islam adalah agama yang paling memuliakan wanita yang tak dimiliki oleh
ajaran agama lainnya. Mereka, para pengoceh tersebut, tidaklah menyerumu
kecuali mereka menghendakimu tuk meninggalkan ajaran agamamu. Mereka
menyerumu tuk bertelanjang, berikhtilath (bercampur baur) dengan kaum
lelaki, mereka mengajakmu tuk melupakan kodratmu sebagai wanita yang
akan melahirkan penerus-penerus bangsa, bahkan mereka akan meracuni
pemikiranmu dengan kekjian-kekejian dan kejahatan-kejahatan.
Sudah!! Tak usah kau
hiraukan mereka!!! Yakinlah kau, bahwa kebahagiaan yang abadi itu adalah
apabila kau menjadi seorang yang taat dan memiliki keutamaan, menjadi
istri yang sempurna dan mulia dan menjadi ibu yang baik dan
bertakwa. Dan ini semua terkandung dalam tingginya nilai kebenaran,
kebaikan dan cahaya keimanan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar